Bagaimana sistem zonasi memengaruhi guru dan siswa dalam menerima siswa baru di sekolah negeri

Bagaimana sistem zonasi memengaruhi guru dan siswa dalam menerima siswa baru di sekolah negeri

Sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi, yang menerima siswa baru di sekolah negeri berdasarkan jarak terdekat dari rumah ke sekolah, masih menuai kontroversi meskipun telah diluncurkan sejak 2017.

Kebijakan zonasi sistem penerimaan siswa baru menuai protes, terutama dari orang tua dan siswa dari kelas menengah ke atas yang sebelumnya mendapat manfaat dari sistem penerimaan berdasarkan prestasi. Orang tua percaya bahwa sistem zonasi ini justru membuat proses mendaftarkan anak mereka ke sekolah lebih sulit bagi mereka.

Beberapa orangtua bahkan harus menginap untuk memastikan anak mereka masuk ke sekolah yang dituju. Sistem lama yang menggunakan prestasi anak pada jenjang sebelumnya sebagai variabel seleksi membuat mereka lebih nyaman.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah kebijakan kuota siswa pekan lalu menjadi minimal 80% untuk jalur zonasi, 15% untuk jalur prestasi, dan 5% untuk jalur pindahan. Kebijakan penerimaan siswa berbasis zonasi ini mengalokasikan minimal 90% kuota sekolah negeri untuk menerima calon siswa berdasarkan jarak rumah-ke-sekolah, dan 10% sisanya untuk prestasi dan perpindahan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2017, Nomor 14 Tahun 2018, dan Nomor 51 Tahun 2018, Kementerian berpendapat bahwa sistem PPDB zonasi bertujuan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan di sekolah negeri tanpa memperhitungkan kelas ekonomi orang tua siswa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga menyatakan bahwa sistem PPDB zonasi juga bertujuan untuk menghapus predikat sekolah favorit.

Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa sistem PPDB sebelumnya, yang didasarkan pada nilai ujian, cenderung menerima https://lalinsemarang.info/ siswa dengan prestasi akademik yang relatif tinggi yang biasanya berasal dari keluarga mampu. Akibatnya, siswa dengan prestasi rendah, terutama mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu, terpaksa bersekolah di sekolah swasta atau bahkan berisiko putus sekolah.

Dengan kata lain, sebagian besar orang kaya memiliki akses ke sekolah negeri yang dibiayai penuh oleh pemerintah dan memiliki standar yang tinggi, sementara sebagian besar anak dari keluarga tidak mampu membayar biaya sekolah swasta yang lebih rendah. Pemerintah berusaha untuk mengakhiri ketidakadilan akses.

Pengaruh sistem zonasi

Sejak Agustus 2018, saya terlibat dalam Program RISE (Research on Improving Systems of Education) di Indonesia untuk melakukan studi bersama Pemerintah Kota Yogyakarta di 46 sekolah menengah pertama (SMP) negeri dan swasta untuk melihat dampak awal dari penerapan PPDB zonasi tersebut. Temuan awal kami menunjukkan bahwa PPDB berbasis zonasi yang ada di sana berdampak pada proses pembelajaran di kelas dan karakteristik peserta didik yang diterima sekolah.

Siswa yang diterima melalui PPDB zonasi lebih dekat dengan sekolah negeri daripada siswa yang diterima melalui PPDB berbasis prestasi. Namun, komposisi siswa yang diterima melalui sistem zonasi lebih rendah dan lebih beragam daripada siswa yang diterima melalui sistem prestasi. Guru di sekolah negeri harus cepat menyesuaikan diri dengan keadaan ini.